Latar belakang peristiwa Rengasdengklok

Haii semuanya 🤗 kali ini kita akan membahas sejarah peristiwa Rengasdengklok





     Latar belakang peristiwa Rengasdengklok tidak lepas dari sejarah kemerdekaan Indonesia. Peristiwa itu terkait dengan deklarasi yang dibacakan pada 17 Agustus 1945, yang menjadi deklarasi resmi bangsa Indonesia bahwa mereka merdeka dari penjajahan bangsa lain.

     Peristiwa Rengasdengklok adalah penculikan Soekarno dan Mohammad Hatta di kawasan Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat oleh para pemuda pada tanggal 16 Agustus 1945. Latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah perselisihan antara golongan tua dan golongan pemuda yang tidak mencampur beberapa subjek. mekanisme untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.

     Kalangan senior berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia harus diwujudkan berdasarkan rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada saat yang sama, kelompok pemuda tersebut berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia harus segera dideklarasikan setelah Jepang menyerah kepada sekutunya saat itu.

     Latar belakang kronologi peristiwa Rengasdengklok dimulai pada 14 Agustus 1945. Saat itu, Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan Jepang tanpa syarat kepada Sekutu setelah Amerika Serikat membom kota Hiroshima dan Nagasaki.

     Pada tanggal 15 Agustus 1945, setelah mengadakan pertemuan dengan Tan Malaka, para pemuda pimpinan Chaerul Saleh mengadakan pertemuan untuk membahas pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan. Salah satu akibatnya adalah mengharuskan Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaannya malam itu juga atau paling lambat tanggal 16 Agustus 1945. Soekarno, Mohammad Hatta dan Radjima yang saat itu tergolong golongan tua baru saja pulang dari Dalat, Vietnam. Kunjungan ke Vietnam itu harus mengikuti undangan Marsekal Terauchi, komandan Jepang yang bertanggung jawab atas kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, Soekarno, Hatta dan Radjima tidak mengetahui kabar penyerahan Jepang kepada sekutu.

     Sjahrir kemudian bertemu dengan Soekarno dan Hatta terkait hasil rapat pemuda pada 15 Agustus 1945. Pada awalnya, Soekarno dengan tegas menolak permintaan Sjahrir karena Soekarno masih menunggu keputusan Jepang. Soekarno dan Hatta ingin membicarakan segala hal tentang pelaksanaan deklarasi itu dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang sudah terbentuk.

     Hal ini berbeda jauh dengan kelompok pemuda yang mengklaim bahwa PPKI didirikan atas sumbangan pemerintah kolonial Jepang. Membahas kemerdekaan dengan PPKI berarti menyerahkan nasib kemerdekaan Indonesia kepada penjajah. Kaum muda menginginkan kemerdekaan lebih cepat tercapai tanpa bantuan Jepang.

     Namun, karena tekanan terus-menerus dari Sjahrir, Sukarno berjanji akan mengumumkan deklarasi tersebut setelah pukul lima sore tanggal 15 Agustus. Sjahrir juga berpesan kepada anak muda yang bekerja di kantor berita Jepang untuk bertindak cepat. Saat itulah Sjahrir mencatat pentingnya Soekarno bagi pembebasan Indonesia. Pada pukul lima sore tanggal 15 Agustus 1945, ribuan pemuda menunggu dan bersiap mendengar kabar tentang deklarasi Soekarno dan Hata. Namun, beberapa menit menjelang pukul enam, Sukarno mengumumkan penundaan pernyataan tersebut.

     Ini membuat marah para pemuda yang menjadi pengikut Sjahrir. Sore itu juga, sekitar pukul 22.00, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Di Jakarta, tempat tinggal Bung Karno, terjadi pembicaraan serius tentang Proklamasi Kemerdekaan antara sekelompok anak muda dan Bung Karno. Wikana bahkan mengancam Soekarno jika tidak segera memproklamasikan kemerdekaan akan terjadi pertumpahan darah keesokan harinya.

     Belakangan Bung Karno menjawab bahwa ia tidak dapat mengambil keputusan sendiri tetapi harus berkonsultasi dengan tokoh-tokoh golongan lama lainnya seperti Mohammad Hatta, Soebardjo, Iwa Kusmasomantri, Djjopranoto dan Sudiro. Hasilnya masih sama, penolakan kemerdekaan di tempat. Hingga akhirnya sekelompok pemuda memutuskan untuk menculik Soekarno dan Hata di tempat terpencil yang jauh dari ibu kota.

     Latar belakang kronologi peristiwa Rengasdengklok bermula pada tanggal 14 Agustus 1945. Saat itu, Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan Jepang tanpa syarat kepada Sekutu setelah Amerika Serikat membom kota Hiroshima dan Nagasaki.

     Pada tanggal 15 Agustus 1945, setelah mengadakan pertemuan dengan Tan Malaka, para pemuda pimpinan Chaerul Saleh mengadakan pertemuan untuk membahas pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan. Salah satu hasilnya adalah Bung Karno dan Bung Hatta diminta memproklamasikan kemerdekaannya pada malam yang sama atau paling lambat pada malam yang sama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Erupsi Gunung Berapi

Pengembangan Media Pembelajaran Matematika berbasis Android

Mengenal Benua Asia